Ukuran Relatif Selera Risiko

Mengelola risiko harus tercermin dalam praktik yang dapat diamati dalam keseharian operasi. Sementara itu, terdapat setidaknya dua batasan (constraints) agar manajemen risiko dikatakan berhasil. Batasan yang pertama adalah tercapainya tujuan, target dan sasaran, sementara batasan yang kedua adalah penggunaan sumber daya organisasi permodalan (capital deployment) secara efisien. Bagaimana mekanisme mencapai tujuan dengan mempertimbangkan risiko agar terpraktikkan dengan benar?

Pembahasan konsep selera risiko mengesankan kepada kita hubungan inversi antara selera risiko dengan profil pengendalian. Penetapan selera risiko yang tinggi akan mengijinkan pengendalian yang lebih sederhana. Sementara penetapan selera risiko yang rendah mengharuskan organisasi untuk menyusun rancangan pengendalian yang lebih kompleks. Harus dipahami juga bahwa pengendalian selalu berbiaya. Jikapun tidak melibatkan uang/kas, pengendalian akan membutuhkan pengorbanan tenaga, waktu staff dan waktu alat.

Efisien, adalah ukuran rasio yang dihitung dengan menandingkan output dengan inputnya. Proposisi manajemen risiko yang menghasilkan efisiensi yang tinggi tentu menetapkan selera risiko pada tingkatan yang relatif tinggi. Mereka yang menetapkan selera risiko yang lebih tinggi akan mendapatkan nilai dari penghematan dalam rancangan dan penerapan pengendalian. Demikian juga berlaku sebaliknya. Mereka yang menetapkan selera risiko terlalu rendah, akan mengalami pemborosan sumber daya untuk penyediaan pengendalian. Dengan demikian, kondisi ini konsisten dengan postulat bahwa “high risk high return”.

Keberanian mengambil risiko untuk mendapatkan nilai, selayaknya menjadi praktik yang sehat, yang menjadi inti dari manajemen risiko. Perlu diberi catatan agar keberanian ini tidak cenderung menjadi asal berani atau “ngawur”. Pemahaman yang menyeluruh atas penetapan selera risiko dan praktik penerapannya dapat menjadi kendali pengambilan risiko yang proporsional.

Target, sasaran dan tujuan ditetapkan untuk dicapai dalam rentang waktu tertentu. Manajemen risiko mengkoreksi ketidak-tercapaian dengan mengaktifkan rencana mitigasi atau melaksanakan penyesuaian terhadap pengendalian terpasang (existing control).  Celah capaian dan ketersediaan waktu untuk mencapai target, sasaran dan tujuan, tentu memiliki pengaruh terhadap saat mengaktifkan rencana mitigasi atau melaksanakan perubahan atas profil pengendalian.

Seseorang atau organisasi harus menetapkan model yang mampu mampu mencerminkan praktik dan budaya risiko yang benar. Harus dicegah terjadinya kondisi dimana aktivasi rencana mitigasi dan proyek untuk merevisi pengendalian, dilakukan terlalu cepat, atau terlalu lambat, dalam rentang waktu pengukuran pencapaian.

Metodologi sederhana yang menyeimbangkan pentingnya percepatan aktivasi mitigasi dan pengendalian dengan perolehan nilai, adalah menetapkan ukuran relatif terhadap simpangan pencapaian. Pada awal periode, sebaiknya rencana mitigasi dan revisi pengendalian tidak terlalu cepat untuk dilakukan. Akan tetapi dengan berjalannya waktu batasan untuk aktivasi ini semakin dipercepat. Dengan semakin menipisnya waktu yang tersedia untuk mencapai target, sasaran atau tujuan, rencana mitigasi dapat diaktifkan bahkan oleh simpangan yang sangat kecil. Meletakkan ukuran reatif atas selera dan toleransi risiko, akan mengindikasikan saat yang paling tepat untuk aktivasi mitigasi dan pengendalian, sehingga diperolah praktik manajemen risiko yang bernilai tambah.

sumber : https://bengkelgrc.id/2021/01/07/ukuran-relatif-selera-risiko/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *